BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR
BELAKANG
Dalam
proses belajar mengajar, kita sering menggunakan berbagai macam metode dan
pendekatan. Dan secara tidak sadar kita melakukan “strategi” untuk memerangi
ketidaktahuan Namun sebelum metode, sebuah pendekatan nampaknya penting
diketahui hal ini untuk mengoptimalisasi kegiatan belajar dikelas, karena
nampaknya kita sering lupa bahwa kita amat terpengaruh oleh semua lingkungan
yang kita tinggali. Adalah resiko bagi seorang pendidik untuk mendekati semua ini
yang berpengaruh pada proses pelaksanaan pendidikan, karena hasil pendidikan
itupun yang menjadi pengaruh terbesar dalam peradaban manusia, tidak ada yang
tidak berkembang tanpa pendidikan.
Dalam
mengajar, guru harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana.
Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan
perbuatan. Setiap pendidik tidak selalu memiliki suatu pandangan yang sama dalam hal mendidik anak didik. Guru
perlu menyadari dan memaklumi bahwa anak didik itu merupakan individu dengan
segala perbedaannya sehingga diperlukan beberapa pendekatan dalam proses belajar mengajar. Guru ingin
memberikan layanan yang terbaik bagi anak didik, dengan menyediakan lingkungan
yang menyenangkan. Guru berusaha menjadi
pembimbing yang baik dengan peranan yang aktif dan bijaksana, sehingga tercipta
hubungan dua arah yang harmonis antara guru dan anak didik. Oleh karena itu,
sebelum guru melakukan pengajaran diharapkan telah mengetahui pendekatan yang
diambil adalah tepat untuk anak didiknya. Supaya proses belajar mengajar bisa
berjalan lancar.
1.2.
RUMUSAN MASALAH
- Apa yang dimaksud dengan pendekatan pembelajaran ?
- Apa yang dimaksud dengan pendekatan individual ?
- Apa yang dimaksud dengan pendekatan kelompok ?
- Apa yang dimaksud dengan pendekatan bervariasi ?
- Apa yang dimaksud dengan pendekatan edukatif ?
- Apa yang dimaksud dengan pendekatan keagamaan ?
- Apa
yang dimaksud dengan pendekatan kebermaknaan ?
1.3.TUJUAN
- Dapat mengetahui dan memahami pengertian dari pendekatan
- Dapat mengetahui dan memahami yang dimaksud dengan pendekatan individual
- Dapat mengetahui dan memahami yang dimaksud dengan pendekatan kelompok
- Dapat mengetahui dan memahami yang dimaksud dengan pendekatan bervariasi
- Dapat mengetahui dan memahami yang dimaksud dengan pendekatan edukatif
- Dapat mengetahui dan memahami yang dimaksud dengan pendekatan keagamaan
- Dapat mengetahui dan memahami yang dimaksud dengan pendekatan kebermaknaan
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
PENDEKATAN PEMBELAJARAN
Mendefinisikan pendekatan pembelajaran perlu dipahami arti dan masing-masing kalimat tersebut
Depdikbud (1990: 180) pendekatan dapat diartikan, “sebagai proses, perbuatan,
atau cara untuk mendekati sesuatu”. Menurut Suharno, Sukardi, Chodijah dan
Suwalni (1998: 25) bahwa, “pendekatan pembelajaran diartikan model
pembelajaran”. Sedangkan pembelajaran menuzut H.J. Gino dkk. (1998:32) bahwa,
“pembelajaran atau intruction merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru
untuk membuat siswa belajar dengan tujuan mengaktifkan faktor intern dan faktor
ekstern dalam kegiatan belajar mengajar”. Sukintaka (2004: 55) bahwa,
“pembelajaran mengandung pengertian, bagaimana para guru mengajarkan sesuatu
kepada peserta didik, tetapi di samping itu juga terjadi peristiwa bagaimana
peserta didik mempelajarinya”.
Berdasarkan pengertian pendekatan
dan pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa, pendekatan pembelajaran
merupakan cara kerja mempunyai sistem untuk memudahkan pelaksanaan proses
pembelajaran dan membelajarkan siswa guna membantu dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Hal ini sesuai pendapat Wahjoedi (1999 121) bahwa,
“pendekatan pembelajaran adalah cara mengelola kegiatan belajar dan perilaku
siswa agar ia dapat aktif melakukan tugas belajar sehingga dapat memperoleh
hasil belajar secara optimal”. Menurut Syaifuddin Sagala (2005: 68) bahwa,
“Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditcmpuh oleh guru dan siswa
dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional tertentu”.
Tujuan pembelajaran dapat dicapai
maka perlu dibuat program pembelajaran yang baik dan benar. Program
pembelajaran merupakan macam kegiatan yang menjabarkan kemampuan dasar dan
teori pokok secara rinci yang memuat metode pembelajaran, alokasi waktu,
indikator pencapaian hasil belajar dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran
dari setiap pokok mata pelajaran. Sistem dan pendekatan pembelajaran dibuat
karena adanya kebutuhan akan sistem dan pendekatan tersebut untuk meyakinkan
yaitu adanya kebutuhan untuk belajar dan siswa belum mengetahui apa yang akan
diajarkan. Oleh karena itu, guru menetapkan hasil-hasil belajar atau tujuan apa
yang diharapkan akan dicapai.
Pendekatan pembelajaran juga dapat
diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan,
dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Seperti yang
dikemukakan oleh Perceival dan Ellington, pembelajaran terdapat dua jenis
pendekatan, yaitu:
(1)
pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered
approach)
Student-centered approach adalah
sebuah pendekatan untuk pendidikan berfokus pada kebutuhan siswa , bukan orang lain yang terlibat dalam pendidikan proses, seperti guru. Student-centered approach difokuskan pada kebutuhan
siswa, kemampuan, minat, dan gaya belajar dengan guru sebagai fasilitator
pembelajaran. Student-centered approach menuntut siswa untuk aktif, peserta
bertanggung jawab dalam pembelajaran mereka sendiri.
(2)
pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered
approach).
Dalam pendekatan pembelajaran yang
berpusat pada guru, Guru berfungsi sebagai pusat pengetahuan, guru
adalah sumber utama untuk pengetahuan, mengarahkan proses pembelajaran dan
mengendalikan akses siswa terhadap informasi. Fokusnya adalah hampir secara
eksklusif pada apa yang dipelajari. Guru-centered approach memiliki
guru di pusat dalam peran aktif dan siswa dalam peran pasif.
2.2.
MACAM – MACAM PENDEKATAN DALAM BELAJAR MENGAJAR
Ada beberapa pendekatan
yang diharapkan dapat membantu pendidik
dalam menyelesaikan berbagai masalah dalam kegiatan belajar mengajar, diantaranya :
2.2.1. Pendekatan Individual
Pendekatan individual merupakan pendekatan
langsung dilakukan guru terhadap anak didiknya untuk memecahkan kasus anak
didiknya tersebut.Pendekatan individual mempunyai arti yang sangat penting bagi
kepentingan pengajaran. Pengelolaan kelas sangat memerlukan pendekatan
individual ini. Pemilihan metode tidak bisa begitu saja mengabaikan kegunaan
pendekatan individual, sehingga guru dalam melaksanakan tugasnya selalu saja
melakukan pendekatan individual terhadap anak didik di kelas.
Pada kasus-kasus tertentu yang
timbul dalam kegiatan belajar
mengajar dapat diatasi dengan pendekatan
individual. Misalnya untuk menghentikan anak didik yang suka bicara. Caranya dengan memisahkan atau
memindahkan salah satu dari anak didik
tersebut pada tempat yang terpisah dengan jarak yang cukup jauh. Anak didik yang suka bicara
ditempatkan pada kelompok anak didik
yang pendiam. Persoalan kesulitan
belajar anak didik lebih
mudah dipecahkan dengan menggunakan pendekatan
individual, walaupun suatu saat pendekatan
kelompok diperlukan.
Perbedaan individual anak didik
tersebut memberikan wawasan kepada guru bahwa setrategi pembelajaran harus
memperhatikan perbedaan anak didik pada aspek individual ini. Dengan kata lain,
guru harus melakukan pendekatan individual dalam strategi belajar mengajarnya.
Bila tidak, maka strategi belajar tuntas atau mastery learning yang menuntut
penguasaan penuh kepada anak didik tidak akan pernah menjadi kenyataan. Paling
tidak dengan pendekatan individual dapat diharapkan kepada anak didik denagan
tingkat penguasaan optimal.
ciri-ciri yang menonjol pada pembelajaran individual dapat
ditinjau dari berbagai segi yaitu:
a. Tujuan Pengajaran pada Pembelajaran
secara Individual.
Guru membantu siswa yang menghadapi
kesukaran. Adapun tujuan pembelajaran yang menonjol adalah :
(1) pemberian kesempatan dan
keleluasaan siswa untuk belajar berdasarkan kemampuan sendiri. Dalam pengajaran
individual awal pelajaran adalah kemampuan tiap individual.
(2) pengembangan kemampuan tiap
individu secara optimal. Tiap individu memiliki paket belajar sendiri-sendiri,
yang sesuai dengan tujuan belajarnya secara individual juga.
b. Peran Siswa dalam Pembelajaran
secara Individual.
Kedudukan siswa dalam pembelajaran
individual bersifat sentral. siswa memiliki keleluasaan berupa keleluasaan
belajar berdasarkan kemampuan sendiri,kebebasan menggunakan waktu belajar,
dalam hal ini siswa bertanggung jawab atas semua kegiatan yang dilakukannya,
keleluasaan dalam mengontrol kegiatan, kecepatan, dan intensitas belajar, dalam
rangka mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan, siswa melakukan penilaian
sendiri atas hasil belajar, siswa dapat mengetahui kemampuan dan hasil belajar
sendiri, serta siswa memiliki kesempatan untuk menyusun program belajarnya
sendiri.
Keenam jenis kedudukan siswa tersebut berakibat pada adanya perbedaan tanggung jawab belajar mengajar. Pada pembelajaran secara individual, tanggung jawab siswa untuk belajar sendiri sangat besar. Pelajar bertanggung jawab penuh untuk belajar sendiri.
Keenam jenis kedudukan siswa tersebut berakibat pada adanya perbedaan tanggung jawab belajar mengajar. Pada pembelajaran secara individual, tanggung jawab siswa untuk belajar sendiri sangat besar. Pelajar bertanggung jawab penuh untuk belajar sendiri.
c. Peran Guru dalam Pembelajaran
secara Individual.
Kedudukan guru dalam pembelajaran
individual bersifat membantu. Bantuan guru berkenaan dengan komponen
pembelajaran berupa perencanaan kegiatan belajar, pengorganisasian kegiatan
belajar, penciptaan pendekatan terbuka antara guru dan siswa, dan fasilitas
yang mempermudah belajar. Perenan guru dalam merencanakan kegiatan belajar
sebagai berikut : membantu merencanakan kegiatan belajar siswa; dengan
musyawarah guru membantu siswa menetapkan tujuan belajar, membuat program
belajar sesuai kemampuan siswa, membicarakan pelaksanaan belajar, mengemukakan
criteria keberhasilan belajar, menentukan waktu dan kondisi belajar, berperan
sebagai penasihat atau pembimbing, dan membantu siswa dalam penilaian hasil
belajar dan kemajuan sendiri
d. Program Pembelajaran dalam Pembelajaran
Individual.
Dari segi kebutuhan pebelajar,
program pembelajaran individual lebih efektif, sebab siswa belajar sesuai
dengan programnya sendiri. Dari segi guru, yang terkait dengan jumlah
pebelajar, tampak kurang efisien..Dari segi usia perkembangan pelajar, maka
program pembelajaran individual cocok bagi siswa SLTP ke atas. Hal ini
disebabkan oleh umumnya siswa sudah dapat membaca dengan baik, siswa mudah
memahami petunjuk atau perintah dengan baik, dan siswa dapat bekerja mandiri
dan bekerja sama dengan baik.Dari segi bidang studi, maka tidak semua bidang
studi cocok untuk diprogramkan secara individual. Program pembelajaran
individual dapat dilaksanakan secara efektif, bila mempertimbangkan hal-hal
berikut, disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan siswa. tujuan pembelajaran
dibuat dan dimengerti oleh siswa, prosedur dan cara kerja dimengerti oleh
siswa, kriteria keberhasilan dimengerti oleh siswa, dan keterlibatan guru dalam
evaluasi dimengerti siswa..
e. Orientasi dan Tekanan Utama
Pelaksanaan.
Program pembelajaran individual
berorientasi pada pemberian bantuan kepada se:iap siswa agar ia dapat belajar
secara mandiri. Kemandirian belajar tersebut merupakan tuntutan perkembangan
individu. Dalam pelaksanaan guru berperan sebagai fasilitator, pembimbing,
pendiagnosis kesukaran belajar, dan rekan diskusi. Guru berperan sebagai guru
pendidik, bukan instruktur.
2.2.2. Pendekatan Kelompok
Pendekatan
kelompok memang suatu saat diperlukan dan
digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik. Hal ini
disadari bahwa anak didik adalah
sejenis makhluk homo socius yaitu makhluk yang cenderung untuk hidup
bersama.
Dengan penekanan pendekatan kelompok, diharapkan dapat
ditumbuhkembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik. Mereka dibina untuk
mengendalikan rasa egois yang ada pada diri mereka masing-masing. Dan mereka
sadar bahwa hidup ini saling ketergantungan, tidak ada makhluk hidup yang terus
menerus berdiri sendiri tanpa keterlibatan makhluk lain, langsung atau tidak
langsung, disadari atau tidak disadari.
Jadi pendekatan kelompok adalah pendekatan
yang dilakukan guru dengan
tujuan membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik serta membina sikap kesetiakawanan sosial. Misalnya anak
didik dibiasakan hidup bersama, bekerja sama dengan kelompok sehingga akan menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan
kelebihan. Yang mempunyai kelebihan dengan ikhlas mau membantu mereka yang
kekurangan. Sebaliknya mereka yang mempunyai kekurangan dengan rela hati mau
belajar dari mereka yang mempunyai kelebihan tanpa rasa minder. Persaingan yang
positif pun terjadi di kelas dalam rangka untuk mencapai prestasi belajar
yang optimal serta anak didik menjadi aktif, kreatif dan mandiri. Pendekatan
kelompok merupakan pendekatan yang dilakukan guru dengan cara mengelompokkan
anak didiknya sesuai dengan kriterianya demi tercapainya kegiatan belajar
mengajar.
Ketika guru akan menggunakan
pendekatan kelompok, maka guru harus sudah mempertimbangkan bahwa ahl itu tidak
bertentangan dengan tujuan, fasilitas belajar pendukung, metode yang akan
dipakai sudah dikuasai, dan bahan yang akn diberiakan kepada anak didik memang
cocok didekati dengan pendekatan kelompok. Karena itu, pendekatan kelompok
tidak bisa dilakukan secara sembarangan, tetapi harus memnpertimbangkan hah-hal
yang ikut mempengaruhi penggunaannya.Dalam pengolahan kelas, terutama yang
berhubungan dengan penempatan anak didik, pendekatan kelompok sangat diperlukan
. Perbedaan individual anak didik, pada aspek biologis, intelektual, dan
psikologis dijadikan sebagai pijakan dalam melakukan pendekatan kelompok.
Ciri-ciri yang menonjol pada pembelajaran secara kelompok dapat ditinjau dari
segi:
a)Tujuan pengajaran pada kelompok kecil
Tujuan pengajaran pada kelompok kecil adalah:
memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah secara rasional, mengembangkan sikap sosial dan semangat bergotong-royong dalam
kehidupan ,mendinamiskan kegiatan kelompok dalam belajar sehingga
tiap anggota merasa diri sebagai bagian dari kelompok yang bertanggung jawab, mengembangkan kemampuan
kepemimpinan-keterpimpinan pada tiap anggota kelompok
dalam pemecahan masalah kelompok.
b)Siswa dalam pembelajaran kelompok kecil
Siswa dalam kelompok kecil adalah anggota kelompok yang belajar untuk memecahkan masalah kelompok. Kelompok kecil merupakan satuan kerja yang kompak
dan kohesif.
2.2.3. Pendekatan Bervariasi
Permasalahan yang dihadapi anak
didik biasanya bervariasi, maka
pendekatan yang digunakan pendidik akan lebih tepat dengan menggunakan pendekatan bervariasi pula. Misalnya
anak didik yang tidak disiplin dan anak didik yang suka berbicara akan berbeda
cara pemecahannya/ penyelesaiannya dan menghendaki pendekatan yang berbeda-beda pula.Pendekatan bervariasi bertolak dari konsepsi bahwa permasalahan
yang dihadapi oleh setiap anak didik dalam belajar adalah bermacam-macam. Kasus yang biasanya muncul
dalam pengajaran adalah
berbagai motif sehingga diperlukan variasi
teknik pemecahan untuk setiap kasus. Maka kiranya pendekatan bervariasi ini sebagai alat
yang dapat guru gunakan untuk
kepentingan pengajaran.
Jadi
pendekatan variasi adalah
suatu pendekatan yang dilakukan guru untuk menghadapi permasalahan anak didik yang bervariasi
dengan menggunakan variasi teknik
pemecaham masalah tersebut. Misalnya permasalahan anak didik yang tidak
disiplin dan anak didik yang suka bicara akan berbeda cara pemecahannya dan
menghendaki pendekatan yang berbeda pula. Demikian juga halnya terhadap anak
didik yang membuat keributan. Di sini guru dapat menggunakan teknik pemecahan
masalah dengan pendekatan variasi.
Dalam belajar, anak didik mempunyai
motivasi yang berbeda. Pada satu sisi anak didik mempunyai motivasi yang
rendah, tetapi pada saat lain anak didik mempunyai motivasi yang tinggi. Anak
didik yang satu bergairah belajar, anak didik yang lain kurang bergairah
belajar. Sementara sebagian besar anak belajar, satu atau dua orang anak tidak
ikut belajar. Mereka duduk dan berbicara (berbincang-bincang) satu sama lain
tentang hal-hal lain yang terlepas dari masalah pelajaran.
Dalam mengajar, guru yang hanya
menggunakan satu metode biasanya sukar menciptakan suasana kelas yang kondusif
dalam waktu yang relatif lama. Bila terjadi perubahan suasana kelas, sulit
menormalkannya kembali. Ini sebagai ada tandanya gangguan dalam proses belajar
mengajar. Akibatnya, jalannya pelajaran menjadi kurang efektif, efisiensi, dan
efektivitas pencapaian tujuan pun jadi terganggu. Disebabkan anak didik kurang
mampu berkonsentrasi.metode yang hanya satu-satunya dipergunakan tidak dapat
diperankan, karena memang gangguan itu terpangkal dari kelemahan metode
tersebut. Karena itu, dalam mengajar kebanyakan guru menggunakan beberapa
metode dan jarang sekali menggunakan satu metode.
Adapun Kelebihan Pendekatan
Bervariasi yaitu:
1. Guru bebas menggunakan metode apa saja yang diinginkan asal
anak didiknya lebih memahami materi yang diberikan.
2. Dapat meningkatkan perolehan prestasi belajar siswa.
Kelemahan Pendekatan Bervariasi yaitu:
1. Karena
perbedaan daya tangkap anak, terkadang pendekatan yang bervariasii tersebut
justru tidak cocik dengan sebagian anak didik.
2. Membutuhkan kejelian para guru untuk menentukan pendekatan
yang bagaimana yang cocok diterapkan untuk anak didiknya.
Langkah-langkah Pendekatan
Bervariasi :
1. Guru
menentukan metode pembelajaran yang cocok untuk siswa.
2.
Guru menyampaikan materi pelajaran.
3. Siswa
mendengarkan materi pelajaran.
4. Kesimpulan.
2.2.4. Pendekatan Edukatif
Pendekatan
yang benar bagi pendidik adalah
dengan pendekatan edukatif.
Setiap tindakan, sikap dan perbuatan yang guru lakukan harus bernilai
pendidikan, dengan tujuan untuk mendidik
anak didik agar menghargai norma
hukum, norma susila, norma sosial dan norma agama. Dengan tujuan
meletakkan dan membina watak anak didik
dengan pendidikan akhlak yang mulia. Membimbing anak didik bagaimana cara
memimpin kawan-kawannya dan anak-anak lainnya, membina bagaimana cara
menghargai orang lain dengan cara mematuhi semua perintah yang bernilai
kebaikan.
Jadi pendekatan edukatif adalah suatu pendekatan yang dilakukan guru
terhadap anak didik yang bernilai
pendidikan dengan tujuan untuk mendidik
anak didik agar menghargai norma hukum, norma susila, norma moral, norma
sosial dan norma agama. Misalnya ketika lonceng tanda masuk kelas telah berbunyi,
anak-anak jangan dibiarkan masuk dulu, tetapi mereka disuruh berbaris di depan
pintu masuk dan ketua kelas diperintahkan untuk mengatur barisan, dan anak-anak
berbaris dalam kelompok sejenisnya. Kemudian guru berdiri sambil
mengontrol mereka. semuanya dipersilahkan masuk kelas satu persatu menyalami
guru dan mencium tangan guru sebelum dilepas. Akhirnya semua anak masuk dan
pelajaran pun dimulai.
2.2.5. Pendekatan Keagamaan
Pendidikan dan pelajaran disekolah tidak hanya memberikan
satu atau dua macam mata pelajaran, tetapi terdiri dari banyak mata
pelajaran.dalam prateknya tidak hanya digunakan satu, tetapi bisa juga
penggabungan dua atau lebih pendekatan.Dengan penerapan prinsip-prinsip
mengajar seperti prinsip korelasi dan sosialisasi, guru dapat menyisipkan
pesan-pesan keagamaan untuk semua mata pelajaran.khususnya untuk mata pelajaran
umum sangat penting dengan pendekatan keagamaan. Mata pelajaran umum sangat
berkepentingan dengan pendekatan
keagamaan. Hal ini dimaksudkan agar nilai budaya ilmu itu tidak sekuler,
tetapi menyatu dengan nilai agama.
Dengan penerapan prinsip-prinsip mengajar seperti prinsip korelasi dan
sosialisasi, pendidik dapat menyisipkan pesan-pesan keagamaan untuk semua mata
pelajaran umum. Tentu saja pendidik harus menguasai ajaran-ajaran agama yang
sesuai dengan mata pelajaran yang dipegang. Mata pelajaran biologi, misalnya, bukan terpisah dari masalah
agama,tetapi ada hubunganya. Pendekatan
keagamaan adalah pendekatan
yang memasukkan unsur-unsur agama dalam setiap mata pelajaran dan untuk
menanamkan jiwa agama kepada dalam diri siswa. Pendekatan agama dapat membantu
guru untuk memperkecil rendahnya jiwa agama didalam diri siswa, agar
nilai-nilai agamanya tidak dicemoohkan dan dilecehkan, tetapi diyakini, dipahami,dihayati
dan diamalkan siswa.
2.2.6.
Pendekatan Kebermaknaan.
Dalam rangka
penguasaan bahasa asing guru tidak bisa mengabaikan masalah pendekatan yang
harus digunakan dalam proses belajar mengajar. Salah satu sebab kegagalan
penguasaan bahasa asing oleh siswa, adalah kurang tepatnya pendekatan yang
digunakan oleh guru selain faktor lain seperti faktor sejarah, fasilitas,
lingkungan serta kompetensi guru. Kegagalan pengajaran tersebut tentu saja
tidak boleh dibiarkan begitu saja, karena akan menjadi masalah bagi siswa dalam
setiap jenjang pendidikan yang dimasukinya. Karenanya perlu dipecahkan. Salah
satu alternatif ke arah pemecahan masalah tersebut diajukanlah pendekatan baru,
yaitu pendekatan kebermaknaan.
Beberapa konsep
penting yang berkaitan dengan pendekatan ini diuraikan sebagai berikut:
1. Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan makna yang diwujudkan malalui struktur (tata bahasa dan kosa kata). Dengan demikian, struktur berperan sebagai alat pengungkapan makna (gagasan, pikiran, pendapat, dan perasaan).
1. Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan makna yang diwujudkan malalui struktur (tata bahasa dan kosa kata). Dengan demikian, struktur berperan sebagai alat pengungkapan makna (gagasan, pikiran, pendapat, dan perasaan).
2. Makna
ditentukan oleh lingkup kebahasaan maupun lingkup situasi yang merupakan konsep
dasar dalam pendekatan kebermaknaan pengajaran bahasa yang natural, didukung
oleh pemahaman lintas budaya.
3. Makna dapat
diwujudkan melalui kalimat yang berbeda, baik secara lisan maupun tertulis.
Suatu kalimat dapat mempunyai makna yang berbeda tergantung pada situasi saat
kalimat itu digunakan. Jadi keragaman ujaran diakui keberadaannya dalam bentuk
bahasa lisan atau tertulis.
4. Belajar
bahasa asing adalah belajar berkomunikasi melalui bahasa tersebut sebagai
bahasa sasaran baik secara lisan maupun tertulis. Belajar berkomunikasi ini
perlu didukung oleh pembelajaran unsur-¬unsur bahasa sasaran.
5. Motivasi
belajar peserta didik merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan
belajamya. Kadar motivasi ini banyak ditentukan oleh kadar kebermaknaan bahan
pelajaran dan kegiatan pembelajaran yang diikuti peserta didik. Dengan kata
lain, kebermaknaan bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran memiliki peranan
yang amat penting dalam keberhasilan belajar peserta didik.
6. Bahan
pelajaran dan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi peserta didik
jika berhubungan dengan pengalaman, minat, tata nilai, dan masa depannya.
Karena itu, pengalaman peserta didik dalam lingkungan, minat, tata nilai, dan
masa depannya harus dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
pengajaran dan pembelajaran untuk membuat pelajaran lebih bermakna bagi siswa.
7. Dalam proses
belajar-mengajar, peserta didik merupakan subjek utama, bukan sebagai objek
belaka. Karena itu, ciri-ciri dan kebutuhan mereka harus dipertimbangkan dalam
segala keputusan yang terkait dengan pengajaran.
8. Dalam proses
belajar-mengajar guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa
mengembangkan keterampilan berbahasanya. Akhimya, perlu diikhtisarkan bahwa ada
berbagai pendekatan yang dapat dipergunakan dalam pendidikan dan pengajaran,
yaitu pendekatan individual, pendekatan kelompok, pendekatan bervariasi,
pendekatan edukatif pendekatan pengalaman, pendekatan pembiasaan, pendekatan
emosional, pendekatan rasional, pendekatan fungsional, pendekatan keagamaan,
dan pendekatan kebermaknaan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Untuk memotivasi
siswa agar lebih senang belajar maka diperlukan pendekatan pembelajaran..
Dengan pendekatan pembelajaran tersebut diharapkam peserta didik dapat
termotivasi untuk belajar.
Dari
pembahasan macam-macam pendekatan dalam
belajar mengajar dapat kami simpulkan sebagai berikut
:
Ø Pendekatan pembelajaran dapat
diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran.
Ø Ada beberapa pendekatan yang diharapkan dapat membantu pendidik dalam menyelesaikan berbagai masalah dalam kegiatan belajar mengajar, diantaranya
:Pendekatan Individual,Pendekatan Kelompok,Pendekatan Bervariasi,Pendekatan
Edukatif,Pendekatan Keagamaan,Pendekatan Kebermaknaan.
Ø Pendekatan individual merupakan
pendekatan langsung dilakukan guru terhadap anak didiknya untuk memecahkan
kasus anak didiknya tersebut.
Ø Pendekatan
kelompok adalah pendekatan yang dilakukan guru
dengan tujuan membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik serta membina
sikap kesetiakawanan sosial.
Ø Pendekatan
variasi adalah suatu pendekatan yang dilakukan guru untuk menghadapi permasalahan
anak didik yang bervariasi dengan menggunakan variasi teknik pemecaham masalah tersebut.
Ø Pendekatan
edukatif adalah suatu pendekatan yang dilakukan guru terhadap anak didik yang bernilai pendidikan dengan tujuan
untuk mendidik anak didik agar
menghargai norma hukum, norma susila, norma moral, norma sosial dan norma agama.
Ø Pendekatan
keagamaan adalah pendekatan yang memasukkan unsur-unsur
agama dalam setiap mata pelajaran dan untuk menanamkan jiwa agama kepada dalam
diri siswa.
Ø Pendekatan
kebermaknaan adalah pendekatan yang memasukkan unsur-unsur
terpenting yaitu pada bahasa dan makna.
3.2.
Saran
Dari bermacam-macamnya pendekatan dalam proses belajar mengajar,
diharapkan pendidik mampu memaksimalkan dan mempraktekkan pendekatan itu untuk
mengatasi semua permasalahan yang muncul dalam upayanya membentuk
kepribadian anak didik sehingga nantinya memperoleh hasil yang memuaskan dan
mampu menciptakan generasi bangsa yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Bahri
Djamarah, Syaiful. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta
Dimyati,mudjiono.2009.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Rineka
Cipta
Berbagai
Pendekatan Dalam Belajar Mengajar ~ SMPN 4 Darma, http://smpn4darma.blogspot.com/2012/04/berbagai-pendekatan-dalam-belajar.html
Beberapa
Pendekatan dalam Pembelajaran – Bakharuddin, http://www.bakharuddin.net/2012/08/beberapa-pendekatan-dalam-pembelajaran.html
MANBA'UL
ULUUM GS: strategi pemb, BERBAGAI PENDEKATAN DALAM BELAJAR MENGAJAR,http://manbaululuumgs.blogspot.com/2012/05/strategi-pemb-berbagai-pendekatan-dalam.html
KUMPULAN
MAKALAH: MACAM-MACAM PENDEKATAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR, http://mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/2012/07/macam-macam-pendekatan-dalam-proses.html
Berbagai
Pendekatan Dalam Belajar Mengajar « Topiknugroho's Blog, http://topiknugroho.wordpress.com/2011/05/03/berbagai-pendekatan-dalam-belajar-mengajar/
BERBAGAI
PENDEKATAN DALAM BELAJAR MENGAJAR,http://www.g-excess.com/3250/berbagai-pendekatan-dalam-belajar-mengajar/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar